proses pembuatan susu kedelai dengan penerapan sistem pastuerisasi

 




Pembahasan Lengkap: Pasteurisasi Susu Kedelai untuk Siswa APHP SMK N 1 Kedawung

Selamat pagi/siang Adik-adik siswa/i jurusan APHP! Hari ini kita akan membahas salah satu proses paling penting dalam pengolahan susu kedelai, yaitu pasteurisasi. Proses ini adalah kunci untuk menghasilkan produk susu kedelai yang aman, awet, dan berkualitas tinggi.


## 1. Apa Itu Pasteurisasi? 🤔

Secara sederhana, pasteurisasi adalah proses pemanasan bahan pangan (dalam hal ini susu kedelai) pada suhu dan waktu tertentu dengan tujuan untuk:

  • Membunuh Mikroorganisme Patogen: Menghancurkan bakteri berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit, seperti Salmonella dan E. coli.

  • Mengurangi Mikroorganisme Pembusuk: Menurunkan jumlah bakteri, ragi, dan kapang yang dapat menyebabkan susu kedelai cepat basi, asam, atau berbau tidak sedap.

  • Memperpanjang Umur Simpan: Dengan berkurangnya mikroba pembusuk, susu kedelai dapat disimpan lebih lama di dalam kulkas.

  • Meningkatkan Kualitas Sensorik: Pemanasan yang tepat juga dapat membantu mengurangi atau menghilangkan "bau langu" khas kedelai.

Penting untuk diingat, pasteurisasi bukan sterilisasi. Pasteurisasi tidak membunuh semua mikroorganisme, terutama spora bakteri yang tahan panas. Oleh karena itu, produk pasteurisasi seperti susu kedelai tetap harus disimpan di suhu dingin (kulkas).


## 2. Mengapa Susu Kedelai Wajib Dipasteurisasi?

Susu kedelai mentah (sari kedelai yang baru diperas) merupakan media yang sangat baik bagi pertumbuhan bakteri. Kenapa?

  1. Kandungan Gizi Tinggi: Kaya akan protein dan nutrisi lain yang juga disukai oleh mikroba.

  2. Aktivitas Air (Aw) Tinggi: Kandungan airnya yang tinggi membuat mikroba mudah berkembang biak.

  3. pH Netral: pH susu kedelai yang mendekati netral adalah kondisi ideal untuk pertumbuhan banyak jenis bakteri.

Tanpa pasteurisasi, susu kedelai mentah bisa rusak hanya dalam beberapa jam pada suhu ruang dan berisiko mengandung bakteri berbahaya.


## 3. Metode Pasteurisasi yang Umum Digunakan

Ada beberapa metode pasteurisasi, namun untuk skala produksi di laboratorium sekolah atau usaha kecil menengah (UKM), metode yang paling relevan adalah:

a. LTLT (Low Temperature Long Time) / Metode Batch

Ini adalah metode yang paling umum dan paling mudah diterapkan di skala laboratorium seperti di SMK.

  • Suhu: 63-65°C

  • Waktu: Ditahan selama 30 menit.

  • Kelebihan:

    • Peralatan sederhana (panci, kompor, pengaduk, termometer).

    • Kontrol suhu lebih mudah untuk skala kecil.

    • Kerusakan nutrisi (terutama vitamin) cenderung lebih sedikit.

  • Kekurangan:

    • Membutuhkan waktu yang lama.

    • Tidak efisien untuk produksi skala besar.

b. HTST (High Temperature Short Time)

Metode ini paling umum digunakan di industri besar, namun prinsipnya penting untuk diketahui.

  • Suhu: 72-75°C

  • Waktu: Ditahan hanya selama 15-20 detik.

  • Kelebihan:

    • Proses sangat cepat dan efisien.

    • Cocok untuk produksi skala besar dan kontinu.

  • Kekurangan:

    • Membutuhkan peralatan khusus (Plate Heat Exchanger) yang mahal.

    • Sulit diterapkan secara manual dalam skala kecil.



Untuk praktik di sekolah, kita akan fokus pada metode LTLT atau modifikasinya yang lebih praktis.


## 4. Contoh Praktik: Pasteurisasi Susu Kedelai di Laboratorium APHP SMK N 1 Kedawung 🧪🥛

Mari kita simulasikan proses pasteurisasi susu kedelai menggunakan peralatan yang ada di laboratorium pengolahan hasil pertanian sekolah. Kita akan menggunakan metode yang sedikit dimodifikasi agar lebih efisien untuk praktik di kelas.

Alat dan Bahan:

  • Bahan:

    • Susu kedelai mentah hasil perasan (sudah disaring bersih).

    • Gula pasir (sesuai resep).

    • Perisa (vanili, pandan, atau cokelat, jika diinginkan).

  • Alat:

    • Panci stainless steel.

    • Kompor atau pemanas.

    • Termometer Makanan (WAJIB ADA!). 🌡️

    • Pengaduk (spatula tahan panas atau sendok panjang).

    • Botol kaca/plastik yang sudah disterilisasi beserta tutupnya.

    • Baskom besar berisi air es untuk pendinginan.

    • Timer atau jam.

Langkah-Langkah Proses:

  1. Persiapan Awal:

    • Pastikan semua peralatan, terutama botol dan tutupnya, sudah bersih dan steril. Botol bisa disterilisasi dengan cara direbus dalam air mendidih selama 10-15 menit.

    • Saring kembali susu kedelai mentah untuk memastikan tidak ada ampas yang tertinggal.

  2. Proses Pemanasan: 🔥

    • Tuang susu kedelai ke dalam panci.

    • Nyalakan kompor dengan api sedang. Jangan menggunakan api terlalu besar karena susu kedelai mudah gosong di dasar panci, yang akan merusak rasa dan aroma.

    • Masukkan termometer makanan ke dalam panci. Pastikan ujung termometer tercelup dalam susu tetapi tidak menyentuh dasar panci.

    • Aduk secara perlahan dan terus-menerus. Pengadukan penting untuk meratakan panas dan mencegah susu pecah atau gosong.

  3. Pencapaian Suhu dan Penambahan Bahan:

    • Saat suhu mencapai sekitar 50-60°C, masukkan gula dan perisa. Mengapa ditambahkan saat panas? Agar gula mudah larut sempurna.

    • Terus panaskan sambil terus diaduk hingga suhu mencapai 72-75°C.

  4. Tahap Penahanan Suhu (Holding Time):

    • Setelah suhu mencapai 72°C, kecilkan api kompor.

    • Tahan suhu tersebut agar tetap stabil (tidak naik dan tidak turun drastis) selama 15-30 detik. Tahap ini sangat krusial untuk membunuh bakteri. Gunakan timer untuk memastikan waktunya pas. Jika suhu turun, besarkan sedikit apinya. Jika naik, matikan sejenak.

  5. Pendinginan Cepat (Cooling): ❄️

    • Segera setelah waktu penahanan selesai, angkat panci dari kompor.

    • Langsung masukkan panci ke dalam baskom besar yang berisi air es (ice bath).

    • Terus aduk susu kedelai di dalam panci untuk mempercepat proses pendinginan.

    • Tahap ini sama pentingnya dengan pemanasan! Pendinginan cepat bertujuan untuk mencegah spora bakteri yang tidak mati saat pasteurisasi untuk kembali tumbuh (disebut thermophilic shock).

  6. Pengemasan (Packaging):

    • Setelah susu kedelai cukup dingin (di bawah 40°C), segera masukkan ke dalam botol-botol yang sudah disterilkan.

    • Isi botol hingga hampir penuh, sisakan sedikit ruang udara (headspace).

    • Tutup botol dengan rapat.

  7. Penyimpanan:

    • Segera masukkan susu kedelai yang sudah dikemas ke dalam lemari pendingin atau kulkas (suhu < 4°C).

    • Beri label pada botol yang berisi informasi tanggal produksi. Susu kedelai yang dipasteurisasi dengan benar dapat bertahan sekitar 5-7 hari di dalam kulkas.


Kesimpulan

Pasteurisasi adalah jantung dari proses pengolahan susu kedelai yang aman dan berkualitas. Dengan memahami prinsip dan mempraktikkan langkah-langkah di atas secara cermat—terutama pada kontrol suhu, waktu, kebersihan, dan pendinginan cepat—kalian sebagai calon ahli di bidang agribisnis pengolahan hasil pertanian akan mampu menciptakan produk susu kedelai yang tidak hanya lezat tetapi juga layak jual dan aman dikonsumsi.

Selamat mencoba di laboratorium APHP SMK N 1 Kedawung!


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini